Jenis Teori Etika
Monday, April 30, 2012
0
comments
Teori Etika
a.
Etika Teleologi
dari kata Yunani, telos = tujuan,
Mengukur
baik buruknya suatu tindakan berdasarkan tujuan yang mau dicapai dengan
tindakan itu, atau berdasarkan akibat yang ditimbulkan oleh tindakan itu.
Dua
aliran etika teleologi :
- Egoisme Etis
- Utilitarianisme
Egoisme Etis
Inti pandangan egoisme adalah bahwa tindakan dari setiap
orang pada dasarnya bertujuan untuk mengejar pribadi dan memajukan dirinya
sendiri.
Satu-satunya tujuan tindakan moral setiap orang adalah mengejar
kepentingan pribadi dan memajukan dirinya.
Egoisme ini baru menjadi persoalan serius ketika ia cenderung
menjadi hedonistis, yaitu ketika kebahagiaan dan kepentingan pribadi
diterjemahkan semata-mata sebagai kenikmatan fisik yg bersifat vulgar.
Utilitarianisme
berasal dari bahasa latin utilis yang berarti “bermanfaat”.
Menurut teori ini suatu perbuatan adalah baik jika
membawa manfaat, tapi manfaat itu harus menyangkut bukan saja satu dua orang melainkan masyarakat sebagai
keseluruhan.
Dalam rangka pemikiran utilitarianisme, kriteria untuk
menentukan baik buruknya suatu perbuatan adalah “the greatest happiness of the greatest number”, kebahagiaan terbesar
dari jumlah orang yang terbesar.
Utilitarianisme , teori ini cocok sekali dengan pemikiran
ekonomis, karena cukup dekat dengan Cost-Benefit Analysis. Manfaat yang dimaksudkan
utilitarianisme
bisa dihitung sama seperti kita menghitung untung dan rugi atau kredit dan
debet dalam konteks bisnis
Utilitarianisme, dibedakan menjadi dua macam :
- Utilitarianisme Perbuatan (Act
Utilitarianism)
- Utilitarianisme Aturan (Rule
Utilitarianism)
Prinsip dasar utilitarianisme (manfaat terbesar
bagi jumlah orang terbesar) diterpakan pada perbuatan.
Utilitarianisme aturan membatasi diri pada justifikasi
aturan-aturan moral.
b. Deontologi
Istilah deontologi berasal dari kata Yunani ‘deon’ yang berarti kewajiban.
‘Mengapa perbuatan ini baik dan perbuatan itu
harus ditolak sebagai buruk’, deontologi menjawab : ‘karena perbuatan pertama
menjadi kewajiban kita dan karena
perbuatan kedua dilarang’.
Yang menjadi dasar baik buruknya perbuatan adalah
kewajiban.
Pendekatan deontologi sudah diterima dalam konteks
agama, sekarang merupakan juga salah satu teori etika yang terpenting
Ada tiga prinsip yg harus dipenuhi :
(1) Supaya tindakan punya nilai moral, tindakan ini harus dijalankan berdasarkan kewajiban
(2) Nilai moral dari tindakan ini tidak tergantung pada tercapainya tujuan dari tindakan itu melainkan
tergantung pada
kemauan baik yang mendorong seseorang untuk melakukan tindakan itu, berarti kalaupun tujuan
tidak tercapai, tindakan itu
sudah dinilai baik
(3)
Sebagai
konsekuensi dari kedua prinsip ini, kewajiban adalah hal yang niscaya dari tindakan
yang
dilakukan berdasarkan sikap hormat pada hukum moral universal
Bagi Kant, Hukum Moral ini dianggapnya sbg perintah tak
bersyarat (imperatif kategoris), yg berarti hukum moral ini berlaku bagi semua
orang pada segala situasi dan tempat.
Perintah Bersyarat adalah perintah yang dilaksanakan kalau orang
menghendaki akibatnya, atau kalau akibat dari tindakan itu mrpk hal yg
diinginkan dan dikehendaki oleh orang tsb.
Perintah Tak Bersyarat adalah perintah yg dilaksanakan
begitu saja tanpa syarat apapun, yaitu tanpa mengharapkan akibatnya, atau tanpa
mempedulikan apakah akibatnya tercapai
dan berguna bagi orang tsb atau tidak.
c. Teori Hak
Dalam pemikiran moral dewasa ini
barangkali teori hak ini adalah pendekatan yang paling banyak dipakai untuk
mengevaluasi baik buruknya suatu perbuatan atau perilaku.
Teori Hak merupakan suatu aspek dari teori deontologi, karena berkaitan
dengan kewajiban. Hak dan kewajiban bagaikan dua sisi uang logam yang sama.
Hak didasarkan atas martabat manusia dan martabat
semua manusia itu sama. Karena itu hak sangat cocok dengan suasana pemikiran
demokratis.
d. Teori Keutamaan (Virtue)
Memandang sikap atau akhlak seseorang.
Tidak ditanyakan apakah suatu perbuatan tertentu
adil, atau jujur, atau murah hati dan sebagainya.
Keutamaan bisa didefinisikan sebagai berikut : disposisi watak yang telah diperoleh seseorang dan memungkinkan dia untuk bertingkah laku baik secara moral.
Contoh keutamaan :
- Kebijaksanaan
- Keadilan
- Suka bekerja
keras
- Hidup yang baik
Keutamaan yang harus menandai pebisnis
perorangan bisa disebut : kejujuran, fairness, kepercayaan dan keuletan.
Keempat keutamaan ini berkaitan erat satu sama lain dan kadang-kadang malah ada
tumpang tindih di antaranya.
Fairness : kesediaan untuk memberikan apa yang
wajar kepada semua orang dan dengan wajar dimaksudkan apa yang bisa disetujui
oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi.
Keutamaan-keutamaan yang dimilliki
manajer dan karyawan sejauh mereka mewakili perusahaan, adalah : Keramahan,
Loyalitas, Kehormatan dan Rasa malu.
ü Keramahan merupakan inti
kehidupan bisnis, keramahan itu
hakiki untuk setiap hubungan antar manusia, hubungan bisnis tidak terkecuali.
ü Loyalitas berarti bahwa karyawan tidak bekerja semata-mata
untuk mendapat gaji, tetapi mempunyai juga komitmen yang tulus dengan
perusahaan.
ü Kehormatan adalah keutamaan yang membuat karyawan menjadi
peka terhadap suka dan duka serta sukses dan kegagalan perusahaan.
ü Rasa malu membuat karyawan solider dengan kesalahan perusahaan
Menurut (Aristoteles), hidup etis hanya mungkin dalam
polis. Manusia adalah “makhluk politik”, dalam arti tidak bisa dilepaskan dari
polis atau komunitasnya. Dalam etika bisnis, teori keutamaan belum banyak
dimanfaatkan. Solomon membedakan keutamaan untuk pelaku bisnis individual dan
keutamaan pada taraf perusahaan. Di samping itu ia berbicara lagi tentang
keadilan sebagai keutamaan paling mendasar di bidang bisnis. Diantara keutamaan
yang harus menandai pebisnis perorangan bisa disebut : kejujuran, fairness,
kepercayaan dan keuletan. Keempat keutamaan ini berkaitan erat satu sama lain
dan kadang – kadang malah ada tumpang tindih di antaranya. Kejujuran secara
umum diakui sebagai keutamaan pertama dan paling penting yang harus dimiliki
pelaku bisnis. Kejujuran menuntut adanya keterbukaan dan kebenaran. Jika mitra
bisnis ingin bertanya, pebisnis yang jujur selalu bersedia memberi keterangan.
Tetapi suasana keterbukaan itu tidak berarti si pebisnis harus membuka segala
kartunya. Sambil berbisnis, sering kita terlibat dalam negosiasi –
kadang-kadang malah negosiasi yang cukup keras – dan posisi sesungguhnya atau
titik tolak kita tidak perlu ditelanjangi bagi mitra bisnis. Garis perbatasan
antara kejujuran dan ketidakjujuran tidak selalu bisa ditarik dengan tajam.
Ketiga keutamaan lain bisa dibicarakan dengan lebih singkat. Keutamaan kedua adalah fairness. Fairness adalah kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan “wajar” dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi. Insider trading adalah contoh mengenai cara berbisnis yang tidak fair. Dengan insider trading dimaksudkan menjual atau membeli saham berdasarkan informasi “dari dalam” yang tidak tersedia bagi umum.Bursa
efek sebagai institusi justru mengandaikan semua orang yang bergiat disini
mempunyai pengetahuan yang sama tentang keadaan perusahaan yang mereka jual-
belikan sahamnya. Orang yang bergeraka atas dasar informasi dari sumber tidak
umum (jadi rahasia) tidak berlaku fair.
Kepercayaan (trust) juga merupakan keutamaan yang penting dalan konteks bisnis. Kepercayaan harus ditempatkan dalam relasi timbal balik.Ada beberapa cara untuk mengamankan
kepercayaan. Salah satu cara adalah memberi garansi atau jaminan. Cara – cara
itu bisa menunjang kepercayaan antara pebisnis, tetapi hal itu hanya ada
gunanya bila akhirnya kepercayaan melekat pada si pebisnis itu sendiri.
Ketiga keutamaan lain bisa dibicarakan dengan lebih singkat. Keutamaan kedua adalah fairness. Fairness adalah kesediaan untuk memberikan apa yang wajar kepada semua orang dan dengan “wajar” dimaksudkan apa yang bisa disetujui oleh semua pihak yang terlibat dalam suatu transaksi. Insider trading adalah contoh mengenai cara berbisnis yang tidak fair. Dengan insider trading dimaksudkan menjual atau membeli saham berdasarkan informasi “dari dalam” yang tidak tersedia bagi umum.
Kepercayaan (trust) juga merupakan keutamaan yang penting dalan konteks bisnis. Kepercayaan harus ditempatkan dalam relasi timbal balik.
Baca Selengkapnya ....